Kamis, 09 Mei 2013

HAMBA DAN SEBUAH DOA AMPUNAN


sepadan ia berdiri disisiku, sambil berbisik pelan memandang nanar sekeliling.
pernah kau kisah warna langit dalam kejamnya dunia fana. bermunajat pelan membisu penuh
takzim. wahai maut sudikah engkau datang tanpa permisi?
nadinya kemudian berdegup kencang secepat bedug magrib kala senja. tak ada lagi raut
bermuram durja.
satu..dua hitungan kemudian digenggamkan tasbih itu pada telunjuk ke setiap tarikan nafas.
jadilah pemohon agung duduk manis bersila. sukmanya melantunkan bait demi bait doa suci
pada Ilahi.
cicak-cicak nakal sedikit malu menggoda. laron-laron keluar dari peraduan setelah lepas dari
kantuk.
lolongan tajam di tikungan aspal sedikit membahagiakan para iblis jahanam. mengoyak
kesunyian tanda pesan terakhir.
lalu satu ayat-ayat kepasrahan mampu mengubah nasib sang empunya raga.
Dan tersadar bahwa semua hanya kembali ke Sang Pencipta.
saat yakin tak ada hari tanpa lamunan.
bergegaslah memulai hari esok.
seperti kapas putih yang diterbangkan angin.
bebas tanpa beban kemunafikan.
merdeka tanpa takluk oleh cambukan neraka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar