Kamis, 16 Mei 2013

DOA UNTUK ORANG SAKIT


Doa untuk Orang Sakit

1. Dari Tsabit, ia berkata: Wahai Abu hamzah (Anas), aku mengeluh (padamu tentang sakit). Lalu Anas berkata: Maukah kalian saya bacakan doa (ruqyah) Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam? Ia menjawab: Ya. Lanjut Anas: (Doanya adalah)
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ، مُذْهِبَ الْبَاسِ، اشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لا شَافِىَ إِلا أَنْتَ، شِفَاءً لا يُغَادِرُ سَقَمًا
 “Ya Allah, Tuhan manusia, Penyembuh sakit, sembuhkanlah! Engkaulah Dzat Yang Menyembuhkan. Tidak ada yang dapat menyembuhkan kecuali Engkau. Kesembuhan yang tidak menyisakan sakit.” (HR. Bukhari)

2. Dari Aisyah bahwasanya Rasulullah pernah memohonkan perlindungan (pada Allah) dengan mengusapkan tangan kanannya (pada bagian yang sakit) sambil berdoa:
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ، أَذْهِبِ الْبَاسَ، اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِى لا شِفَاءَ إِلا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لا يُغَادِرُ سَقَمًا
“Ya Allah, Tuhan manusia, hilangkanlah sakit (ini), sembuhkanlah ia, engkau adalah Dzat Yang menyembuhkan, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan (dari)Mu, kesembuhan yang tidak menyisakan sakit.” (HR. Bukhari)

3. Dari Aisyah bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah membacakan doa ruqyah untuk orang sakit (dengan doa berikut):
اِمْسَحِ الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ بِيَدِكَ الشِّفَاءُ لَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا أَنْتَ
“Hapuskanlah petaka (sakit)nya wahai Tuhan manusia, di tangan-Mulah kesembuhan. Tidak ada yang menyembuhkannya kecuali Engkau.”
4. Dari Aisyah, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengatakan (doa) untuk orang sakit (dengan doa berikut):
بِسْمِ اللَّه، تُرْبَةُ أَرْضِنَا، بِرِيقَةِ بَعْضِنَا، يُشْفَى سَقِيمُنَا، بِإِذْنِ رَبِّنَا
“Bismillah, tanah bumi kami dengan air ludah sebagian kami, semoga disembuhkan orang sakit kami, dengan izin Tuhan kami.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5.  Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallampernah menjenguk seorang badui (arab pedesaan), sebelumnya Rasulullah jika menjenguk orang sakit, beliau mengatakan doa ini:
لا بَأْسَ طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّه
“Tidak apa-apa, bersih/suci insya Allah” (HR. Bukhari)
Keterangan: maksud dari bersih/suci adalah semoga sakitnya dapat membersihakan (menghapuskan) dosa-dosanya.

6. Dari Ibnu Abbas dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: Barangsiapa yang menjenguk orang sakit yang sakitnya bukan kedatangan ajal, lalu ia berdoa di sisinya sebanyak tujuh kali, dengan doa berikut:
أَسْأَلُ اللهَ الْعَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ أَنْ يَشْفِيَكَ
Aku memohon kepada Allah Yang Agung, Tuhan arsy yang agung, agar menyembuhkanmu
maka Allah akan menyembuhkan dari sakit yang dideritanya (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Albani)

7.Dari Utsman bin Abil ‘Ash bahwasanya  ia pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sedangkan ketika itu ia sedang sakit yang hampir mematikannya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata letakkanlah/usapkanlah tangan kananmu (pada bagian yang sakit) sebanyak tujuh kali sambil berdoa (berikut):
 بِسْمِ اللهِ بِسْمِ اللهِ بِسْمِ اللهِ أَعُوذُ بِعِزَّةِ الله وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
“Bismillah bismillah bismillah, aku berlindung kepada Allah dari kejahatan (sakit) yang aku dapati dan aku khawatirkan.”
Lalu Utsman berdoa dengan doa tersebut dan   dihilangkan sakitnya oleh Allah. Ia senantiasa menganjurkan keluarga dan orang-orang untuk senantiasa berdoa dengan doa tersebut (HR. Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah, dishahihkan Al-Albani)..

Minggu, 12 Mei 2013

tanggung jawab seorang ibu...

pada umumnya seorang ibu mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mendidik dan mengasuh  anak, anak-anak umumnya menghabiskan sebagian besar waktu masa kank2 mereka bersma ibunya. fondasi masa depan ank2 terletak pada masa itu


Oleh karena itu, kunci dari sikap buruk atau baik seseorang, kemajuan ataupun kemunduran suatu masyarakat, terletak pada kaum ibu. Kedudukan kaum wanita tidak terletak di pasar-pasar ataupun di posisi-posisi karier eksekutif. Kaum ibu semestinya adalah penghasil manusia-manusia unggul dan sempurna. Para menteri, pengacara, dan profesor yang saleh mesti berutang budi pada cinta kasih ibu mereka selama masa pertumbuhan mereka. Inilah makna dari hadis Rasulullah saw yang masyhur:

“Perempuan adalah tiang negara. Jika ia baik maka baiklah kondisi negara. Jika ia buruk maka buruklah kondisi negara.”

Orang tua yang membuahkan anak-anak yang jujur dan saleh, tidak hanya melayani anak-anak mereka dan masyarakat, melainkan juga menciptakan wadah bagi mereka dalam masyarakat. Anak-anak ini akan menjadi penolong bagi orang tuanya, kelak saat keduanya berusia lanjut. Jika para orang tua berupaya keras untuk mendidik dan mengasuh anak-anak mereka, maka mereka akan memperoleh buah yang baik pada masa lanjut usia mereka.

Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Keturunan yang buruk adalah di antara penyebab terbesar kesulitan-kesulitan bagi orang tua.” (Ghurar al-Hikam:.189)

Imam Ali (sa) juga berkata: “Keturunan yang buruk akan menjatuhkan kehormatan orang tua, dan penerusnya pun akan dipermalukan.” (Ghurar al-Hikam: 80)

Rasulullah saw bersabda: “Semoga Allah memberkahi orang tua yang mendidik anak-anak mereka untuk berkelakuan baik terhadap mereka.” (Makârim Akhlâq: 517)

Oleh karena itu, mereka yang telah menjadi orang tua memikul tanggung jawab besar di pundak mereka. Yakni, tanggung jawab kepada Allah Swt, sesama manusia, dan anak-anak mereka.

Jika melaksanakan tanggung jawab itu secara benar, mereka akan memperoleh pahala di dunia dan akhirat. Namun, jika gagal dalam melaksanakannya, mereka akan menjadi orang-orang yang merugi. Mereka pun akan menjadi orang-orang yang telah bersikap curang terhadap anak-anak mereka sendiri dan masyarakat secara luas, dan ini sama halnya melakukan dosa yang tak terampunkan.

Jumat, 10 Mei 2013

WANITA DURHAKA


Tak ada gading yang tak retak. Mungkin pribahasa ini sudah sering terlintas di telinga kita. Kandungan pribahasa ini sering kita jumpai dalam kehidupan kita. Apalagi dalam kehidupan berumah tangga yang penuh dengan problema. Awalnya, semua terasa indah. Namun ketika badai menghadang, petir-petir kemarahan menyambar, awan pekat menyelimuti, tangis pilu mengiris hati; membuat semuanya berubah. Semuanya harus diterima sebagai sunnatullah. Kadang kita menangis, dan terkadang kita tertawa. Semua itu berada di bawah kehendak Allah -Subhanahu wa Ta’la- .
Kehidupan berumah tangga akan indah, jika masing-masing anggotanya mendapat ketentraman. Sedang ketentraman akan terwujud jika sesama anggota keluarga saling menghargai, dan memahami tugas masing-masing. Namun, tatkala hal tersebut tidak ada, maka alamat kehancuran ada di depan mata. Diantara penyebab hancurnya keharmonisan itu adalah durhakanya seorang istri kepada suaminya. Maka, pada edisi kali ini kita akan membahas bahaya istri yang durhaka.
 sesungguhnya Allah -Subhanahu wa Ta’la- menciptakan istri bagi kita, agar kita merasa tentram dan tenang kepadanya. Sebagaimana firman Allah -Subhanahu wa Ta’la-
“Dan diantara tanda-tanda kekuasan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Ruum :21)
Al-Hafizh Ibnu Katsir Ad-Dimasyqiy-rahimahullah- berkata menafsirkan ayat ini, “Kemudian diantara kesempurnaan rahmat-Nya kepada anak cucu Adam, Allah menciptakan pasangan mereka dari jenis mereka, dan Allah ciptakan diantara mereka mawaddah (yakni, cinta), dan rahmat (yakni, kasih sayang). Sebab seorang suami akan mempertahankan istrinya karena cinta kepadanya atau sayang kepadanya dengan jalan wanita mendapatkan anak dari suami, atau ia butuh kepada suaminya dalam hal nafkah, atau karena kerukunan antara keduanya, dan sebagainya”. [Lihat Tafsir Al-Qur'an Al-Azhim (3/568)]
Jadi, maksud adanya pernikahan adalah untuk menciptakan kecenderungan (ketenangan), kasih sayang, dan cinta. Sebab seorang istri akan menjadi penyejuk mata, dan penenang di kala timbul problema. Namun, jika istri itu durhaka lagi membangkang kepada suaminya, maka alamat kehancuran ada didepan mata. Dia tidak lagi menjadi penyejuk hati, tapi menjadi musibah dan neraka bagi suaminya.
Kedurhakaan seorang istri kepada suaminya amat banyak ragam dan bentuknya, seperti mencaci-maki suami, mengangkat suara depan suami, membuat suami jengkel, berwajah cemberut depan suami, menolak ajakan suami untuk jimak, membenci keluarga suami, tidak mensyukuri (mengingkari) kebaikan, dan pemberian suami, tidak mau mengurusi rumah tangga suami, selingkuh, berpacaran di belakang suami, keluar rumah tanpa izin suami, dan sebagainya.
Allah -Subhanahu wa Ta’la- telah mengancam istri yang durhaka kepada suaminya melalui lisan Rasul-Nya ketika Beliau -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

“Allah tidak akan melihat seorang istri yang tidak mau berterima kasih atas kebaikan suaminya padahal ia selalu butuh kepada suaminya” .[HR. An-Nasa'iy dalam Al-Kubro (9135 & 9136), Al-Bazzar dalam Al-Musnad (2349), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (2771), dan lainnya. Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (289)]
Tipe wanita seperti ini banyak disekitar kita. Suami yang capek banting tulang setiap hari untuk menghidupi anak-anaknya, dan memenuhi kebutuhannya, namun masih saja tetap berkeluh kesah dan tidak puas dengan penghasilan suaminya. Ia selalu membanding-bandingkan suaminya dengan orang lain, sehingga hal itu menjadi beban yang berat bagi suaminya. Maka tidak heran jika neraka dipenuhi dengan wanita-wanita seperti ini, sebagaimana sabda Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-,

“Telah diperlihatkan neraka kepadaku, kulihat mayoritas penghuninya adalah wanita, mereka telah kufur (ingkar)!” Ada yang bertanya, “apakah mereka kufur (ingkar) kepada Allah?” Rasullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- menjawab, “Tidak, mereka mengingkari (kebaikan) suami. Sekiranya kalian senantiasa berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sepanjang hidupnya, lalu ia melihat sesuatu yang tidak berkenan, ia (istri durhaka itu) pasti berkata, “Saya sama sekali tidak pernah melihat kebaikan pada dirimu”. [HR. Bukhariy dalam Shohih-nya (29), dan Muslim dalam Shohih-nya (907)]
Pembaca yang budiman, jika para wandu mengetahui betapa besar kedudukan seorang suami di sisinya, maka mereka tidak akan berani durhaka dan membangkang kepada suaminya. Cobalah tengok hadits Hushain bin Mihshon ketika ia berkata, “Bibiku telah menceritakan kepadaku seraya berkata,

“Saya mendatangi Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- untuk suatu keperluan. Beliau bertanya:”siapakah ini? Apakah sudah bersuami?.”sudah!”, jawabku. “Bagaimana hubungan engkau dengannya?”, tanya Rasulullah. “Saya selalu mentaatinya sebatas kemampuanku”. Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Perhatikanlah selalu bagaimana hubunganmu denganya, sebab suamimu adalah surgamu, dan nerakamu”. [HR. An-Nasa'iy dalam Al-Kubro (8963), Ahmad dalam Al-Musnad (4/341/no. 19025), dan lainnya. Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (2612), dan Adab Az-Zifaf (hal. 213)]
Dari hadits ini, kita telah mengetahui betapa besar dan agungnya hak-hak suami yang wajib dipenuhi seorang istri sampai Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- pernah bersabda,
لَوْ كُنْتُ آمُرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لأَحَدٍ لأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
“Sekiranya aku memerintahkan seseorang untuk sujud kepada lainnya, niscaya akan kuperintahkan seorang istri sujud kepada suaminya” . [HR. At-Tirmidziy dalam As-Sunan (1159), dan lainnya. Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Al-Irwa' (1998)]
Jika seorang istri tidak memenuhi hak-hak tersebut atau durhaka kepada suami, maka ia mendapatkan ancaman dari Allah -Ta’ala- lewat lisan Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-,
اِثْنَانِ لاَ تُجَاوِزُ صَلاَتُهُمَا رُؤُوْسَهُمَا : عَبْدٌ أَبَقَ مِنْ مَوَالِيْهِ حَتَّى يَرْجِعَ , وَامْرَأَةٌ عَصَتْ زَوْجَهَا حَتَّى تَرْجِعَ
“Ada dua orang yang sholatnya tidak melampaui kepalanya: budak yang lari dari majikannya sampai ia kembali, dan wanita yang durhaka kepada suaminya sampai ia mau rujuk (taubat)”. [HR. Ath-Thobroniy dalam Ash-Shoghir (478), dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (7330)]
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
“Ada tiga orang yang sholatnya tidak melampaui telinganya: Hamba yang lari sampai ia mau kembali, wanita yang bermalam, sedang suaminya marah kepadanya, dan seorang pemimpin kaum, sedang mereka benci kepadanya”. [HR. At-Tirmidziy (360). Hadits ini di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (1122)]
Ini merupakan ancaman yang amat keras bagi para wandu (wanita durhaka), karena kedurhakaannya menjadi sebab tertolaknya amal sholatnya di sisi Allah. Dia sholat hanya sekedar melaksanakan kewajiban di hadapan Allah. Adapun pahalanya, maka ia tak akan mendapatkannya, selain lelah dan capek saja. Wal’iyadzu billahmin dzalik.
Al-Imam As-Suyuthiy-rahimahullah- berkata dalam Quuth Al-Mughtadziy saat menjelaskan kandungan dua hadits di atas, “Maksudnya, sholatnya tak terangkat ke langit sebagaimana dalam hadits Ibnu Abbas di sisi Ibnu Majah, “Sholat mereka tak akan terangkat sejengkal di atas kepala mereka”. Ini merupakan perumpamaan tentang tidak diterimanya amal sholatnya sebagaimana dalam hadits Ibnu Abbas di sisi Ath-Thobroniy, “Allah tak akan menerima sholat mereka” sampai ia rujuk (kembali)…” [Lihat Tuhfah Al-Ahwadziy (2/291)]
Diantara bentuk kedurhakaan seorang istri kepada suaminya, enggannya seorang istri untuk memenuhi hajat biologis suaminya. Keengganan seorang istri dalam melayani suaminya, lalu suami murka dan jengkel merupakan sebab para malaikat melaknat istri yang durhaka seperti ini. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
“Jika seorang suami mengajak istrinya (berjimak) ke tempat tidur, lalu sang istri enggan, dan suami bermalam dalam keadaan marah kepadanya, maka para malaikat akan melaknat sang istri sampai pagi”. [HR. Al-Bukhoriy Kitab Bad'il Kholq (3237), dan Muslim dalam Kitab An-Nikah (1436)]
Seorang suami saat ia butuh pelayanan biologis (jimak) dari istrinya, maka seorang istri tak boleh menolak hajat suaminya, bahkan ia harus berusaha sebisa mungkin memenuhi hajatnya, walaupun ia capek atau sibuk dengan suatu urusan. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
“Demi (Allah) Yang jiwa Muhammad ada di Tangan-Nya, seorang istri tak akan memenuhi hak Robb-nya sampai ia mau memenuhi hak suaminya. Walaupun suaminya meminta dirinya (untuk berjimak), sedang ia berada dalam sekedup, maka ia (istri) tak boleh menghalanginya”. [HR. Ibnu Majah dalam Kitab An-Nikah (1853). Hadits ini dikuatkan oleh Al-Albaniy dalam Adab Az-Zifaf (hal. 211)


aku, penaku dan kertas putihku


Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh..

Sahabatku fillah...
Aku yg bodoh ini telah berkali-kali bgtu lancang menuliskan berbagai nasehat kepadamu.
Demi ALLAH,Demi Rasulullah,aku tak pernah bermaksud menggurui atau ingin mendapat pujian,akupun hanya manusia dhaif yg merasa pilu dan sedih melihat keadaan disekelilingku,bahkan mungkin dengan keadaanku sendiri.
Sahabatku,,,
Penaku kdg begitu latah dan kering mnuliskannya,saat hatiku dipenuhi dengan berbagai gejolak tanya ttg kehidupan,,
Hhmmm,,ya,,Maha mengetahu,,ALLAH Ta'ala,,selalu mngetahui kegundahanku,hingga mnggerakanku tuk mengambil pena usang dan lembar putih yg menumpuk di'tumpukkan rak bukuku lalu menuliskan apa yg aku pkirkan..
Sahabatku,,,
Tahukah kau,ketika aku tersenyum malu,,saat aku mulai menulis bberapa kata d'atas lembaran putih ini,,,yaaahh,,tersnyum,,aku perlu beberapa waktu berfikir utk merangkai kata,krn aku bkn pujangga sehingga tak jarang aku hempaskan lembaran putih ini ke dalam keranjang sampah smpai akhirnya aku berhasil merampungkannya..
Sahabatku,,,
Aku ingin tulisan yg aku tlis bkn hnya mnjdi seonggok lembaran tak berguna yg tlh kau baca kmudian kau acuhkan bgtu saja atau bhkan mngkin kau lempar k'dalam keranjang sampah,,bkn itu yg aku harap,namun aku berharap kau mau menyimpannya,,yaah,,minimal kau lipat rapi dalam sebuah kotak tempat kau biasa menyimpan lembaran" lainnya dari handai taulan atau kerabat dan teman kerjamu.
Sahabatku,,
Rasanya aku sllu ingn berbagi denganmu ttg apa yang aku rasa dan aku alami,,spt yg agama kita ajarkan,,yaa,,islam mngajarkan qt tuk sling berbagi,,walau hnya dg tulisan,,nmun btpa indahnya berbagi itu..Subhanallah..
Sahabat,,
Jika kau mmpunyai rasa,,mmiliki cerita yg ingin kau bagi dan kau gores dengan penamu,maka goreskanlah,bagikanlah,tuliskanlah,,jangan ragu dan jangan pernah takut kata"mu tak indah dan tak sesempurna kata pujangga yg mampu menyentuh jiwa dan melelehkan rasa yang membaca,bahwa yang terpenting adalah apa yang ingin kau sampaikan dan kau bagi sahabatku...
Jadi jangan prnh tkt tuk berkarya,,membuat dunia lebih indah dan berwarna,,Barakallah..
Salam Santun dariku yang jauh disini
Menanti selalu uluran pendapatmu..
Hamba ALLAH yang fakir
Dalam rinai hujan mencoba merenung bersama pena dan kertas putihku...



Kamis, 09 Mei 2013

DI DUNIA KITA BERPENAT DAN DI AKHIRAT NANTI KITA BERISTIRAHAT


Jangan mencari keadilan yang mutlak di dunia ini. Terimalah hidup seadanya. Jadilah diri sendiri. Kita ubah yang mampu diubah, yang tidak mampu serahkan kepada Allah. Jika bahagia yang dicari, tetapi derita yang diberi… terimalah. Bahagialah dengan derita itu.
Manusia akan tersiksa oleh jangkaan dan harapannya. Allah ciptakan putaran hidup ini seumpama kitaran cuaca dan musim. Ada yang menikmati empat musim seperti Eropah. Ada yang kontang sepanjang masa umpama Sahara. Ada yang dingin memanjang seperti di  Antartika. Kita hamba… setelah berusaha sehabis daya, pasrah dan menyerahlah. Carilah R&R dalam kembara hidup ini, di sanalah tempat kita berehat seketika… sebelum berehat selama-lamanya! 
Jika ditakdirkan tidak kita temui sesuatu yang dicari di dunia ini, terimalah hakikat ia memang tidak ada. Di akhirat sana tempat ‘ada’ dan sempurna segala. Jika ‘langit’ hendak runtuh, masakan jari yang kecil ini mampu menahannya. Dalam setiap yang kita miliki, pasti ada jemu dan letihnya. Dalam setiap yang kita tidak miliki, pasti ada kesal dan sayunya. Jangan terlalu dalam segalanya. Jangan terlalu cinta, jangan terlalu benci. Jangan terlalu suka, jangan terlalu duka. Sederhana itulah yang selalu menyelamaktkan ‘hati’ kita.   
Tidak ada keadilan yang mutlak di dunia ini. Semakin kita terima hakikat ini, hidup kita akan menjadi semakin tenang. Jika tidak, kita akan sentiasa rasa arah, kecewa, dipersenda dan ditipu oleh manusia lain dan keadaan. Sebaliknya, apabila kita mula menerima hakikat dunia memang tidak adil, maka hidup kita kan menjadi lebih tenang dan harmoni.
Mengapa di dunia ini tidak ada kedailan yang mutlak? Yang baik, tidak semestinya mendapat ganjaran dan balasan yang baik. Manakala yang jahat, acap kali terlepas dan bebas? Ya, inilah kaedah Allah menguji manusia, agar terserlah siapa yang benar-benar ikhlas berbuat kepadaNya dan siapa pula yang benar-benar meninggalkan kejahatan kerana-Nya jua. Inilah ujian iman.
Menerusi pengajian tauhid, yakni dalam mengenal sifat-sifat Allah, memang kita telah sedia maklum bahawa Allah swt akan memberi dan menunjukkan sifat keadilan-Nya secara mutlak dan tuntas di akhirat nanti. Manakala, di dunia ini Allah tidak menunjukkan sifat keadilanNya secara sepenuh dan menyeluruh sebagai ujian kepada orang-orang yang beriman kepadaNya.
Lihat bagaimana nabi Zakaria AS, Nabi Yahya AS dan beberapa nabi yang lain telah dibunuh oleh musuh-musuh kebenaran. Sekiranya kita sebagai suami, isteri, ibu-bapa, anak-anak, pemimpin, pengikut… menerima layanan atau balasan yang tidak adil, biasalah. Inilah hakikat dan lumrah hidup yang mesti ditempuh. Jangan mencari yang ‘serba kena’ kerana hidup dipenuhi oleh resam yang ‘serba tidak kena’.
 Sekiranya kita berbuat baik kerana mengharapkan ganjaran, pembalasan dan ucapan terima kasih daripada manusia, tentu kita akan keewa kerana umumnya manusia memang tidak pandai berterima kasih apalagi untuk membalas budi. Memang, buat baik dibalas baik, tetapi bukan seua kebaikan dibalas di sini (dunia), ada yang Allah simpan di sana (akhirat).
Justeru, apabila Allah menyuruh manusia melakuan kebaikan atau meninggalkan kejahatan, Allah akan menyeru kepada manusia yang beriman dengan lafaz “Ya ayyuhal lazi na amanu – wahai orang yang beriman.” Begitu juga apabila Rasulullah saw menyeru untuk umatnya melakukan kebaikan, baginda sering memulakanya dengan berkata, “barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat hendaklah…”
Banyak hikmahnya mengapa Allah dan RasulNya berbuat demikian, salah satunya ialah untuk menunjukkan bahawa mereka yang mahu dan mampu melakukan kebaikan dan meninggalkan kejahatan dengan ikhlas, sabar dan istqamah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat. Yakni, mereka yang yakin bahawa Allah Maha melihat akan perbuatan itu dan membalasnya dengan ganjaran atau seksa yang setimpal.
Allah memujuk, Nabi Muhammad dan orang-orang beriman dengan firmanNya: “Dan janganlah engkau (wahai Muhammad) menyangka Allah lalai akan apa yang dilakukan oleh orang-orang yang zalim sesungguhnya Ia hanya melambatkan balasan mereka hingga ke suatu hari yang padanya terbeliak kaku pemandangan mereka, (kerana gerun gementar melihat keadaan yang berlaku).”
Impak daripada itu, manusia yang beriman akan menghadapi hidup ini dengan lebih tenang. Tidak banyak merungut, merengus dan marah-marah. Jika madu dibalas tuba, mereka mampu sabar dan redha. Apabila mendapat ‘limau masam’, mereka akan segera membuat ‘air limau’. Makna, sekiranya apa yang mereka terima sebagai balasan, tidak seperti yang diharapkan dan dijangkakan, mereka tidak ‘memberontak’, sebaliknya mereka mengubah hati, fikiran dan perasaan mereka untuk menerima apa yang telah berlaku itu dengan baik.
Apabila inginkan kejayaan, tetapi sebaliknya kegagalan yang berlaku… mereka akan berkata, “Tidak mengapa, kegagalan adalah yuran kepada kejayaan, kegagalan adalah ‘kejayaan’ yang ditangguhkan. Orang berjaya lebih banyak merasai kegagalan daripada orang yang gagal.”
Mereka tidak mengutuk orang lain, keadaan, diri mereka sendiri apalagi mempersalahan Tuhan. Mereka tidak akan menyesal dan kesal terhadap apa yang berlaku sebaliknya mencari tapak dan semangat baru untuk berusaha dengan lebih baik. Lalu dalam kamus orang berjaya sering tertera pengukuhan kata-kata ini: Kegagalan adalah peluang untuk memulakan semua dengan lebih baik!”
Oang yang telah menerima hakikat dunia ini tidak adil, tidak akan bemusuh dengan dirinya sendiri. Dia tidak mendera dirinya dengan kejam. Mengapa aku bodoh sangat? Mengapa aku lurus bendul? Mengapa aku boleh tertipu? Ini bukan langkah muhasabah yang membangunkan jiwa yang proaktif, tetapi satu ‘self sabotaging habit’ yang menyebabkan dirinya menjadi pasif, pesimis atau murung. Kemudian keburukan dari dalam diri itu akan meletus keluar menjadikan dirinya sebagai ‘toxic people’ yang bersifat aggresif, bersangka buruk dan marah-marah kepada orang lain.
Dalam surah Al Fatehah, Allah menegaskan bahawa Dialah Raja pada Hari Akhirat. Kalimat ini kita ulang-ulang baca pada setiap hari tidak kurang 17 kali. Semuga makna atau kehendak daripada kalimat ini meresap dalam minda sedar dan separa sedar kita, bahawa Allah akan menunjukkan kebesaran sifat Malik-Nya di akhirat, yang pada waktu itu tidak akan ada siapa yang berani mengangkat muka atau berkata-kata.
Di dunia ini, penjahat atau pelaku kemungkaran masih boleh mendabik dada dan meninggikan suara, kerana kuasa yang sementara. Dengan kuasa itu mereka menipu, menindas dan menzalimi dengan pelbagai taktik dan cara. Namun di akhirat nanti, mereka akan kaku, kelu dan membisu apabila Allah menunjukkan kebesaran dan keadilanNya. Di sana nanti barulah kebaikan akan mendapat ganjaran… bukan setimpal tetapi digandakan. Di sana jualah nanti kejahatan akan mendapat balasan… yang pedih, perit dan berganda.
Allah yang Maha Adil tidak mencipta dunia ini dengan serba adil untuk menguji manusia sejauh mana iman mereka kepada sifat keadilanNya! Agar dengan itu orang yang beriman rela ‘disusahkan’ kerana Allah dalam usahanya melakukan kebaikan dan meninggalkan kejahatan. Agar dengan itu, orang beriman akan berkata pada hatinya, “ wahai Tuhan, aku rela menerima kesusahan yang sementara dan sedikit di dunia yang serba tidak adil ini demi mendapat kesenangan yang abadi dan lebih baik di akhirat nanti!”
Sampai ke takah ini, sekiranya hati masih bertanya, “mengapa dunia ini tidak adil?” Jawabnya, “kerana Allah yang Maha Adil ingin menunjukkan keadilanNya di akhirat.” Ya, keyakinan kepada Hari akhirat sangat penting semasa hidup di dunia. Meletakkan sesuatu itu pada tempatnya, itulah erti keadilan. Hati orang beriman ialah hati yang adil. Dalam hati itu terpahat satu hakikat:  Dunia tempat penat, di akhirat tempat berehat!
Ya, hidup selepas mati adalah tempat rehat daripada kepenatan daripada ujian hidup sebelum mati. Justeru, Rasulullah saw sendiri berdoa: ” Ya Allah, jadikanlah kematian tempat istirehat daripada segala keburukan dan kejahatan…”


tanda tanda hari kiamat !!!


TANDA DATANGNYA HARI KIAMAT | GAMBARAN HARI KIAMAT

Kapan Kiamat Datang..? Hanya Allah SWT Yang Maha Tahu. Kita hanya tahu lewat tanda-tanda akan datangnya hari Kiamat itu. Pada manuskrip peninggalan suku Maya yang tinggal di selatan Meksiko atau Guatemala yang dikenal menguasai ilmu Falak, disebutkan bahwa kiamat akan terjadi pada 21 Desember 2012. Disebutkan juga pada waktu itu akan muncul gelombang galaksi yang besar-besaran sehingga mengakibatkan terhentinya semua kegiatan di muka Bumi ini.
Ramalan akan adanya kiamat pada 2012 dari suku Maya sebenarnya belum diketahui dasar perhitungannya. Tetapi issu ini sudahmenyebar luas lewat media Internet. Sebagai seorang Muslim, kita wajib mengimani bahwa Kiamat ada dan PASTI akan datang. Tapi soal waktunya, tidak ada seorangpun yang tahu, apalagi sampai menyebut tanggal datangnya hari kiamat.
Tentang waktu, kapan kiamat terjadi, kita (umat Islam) hanya diberi sign, berupa tanda-tanda datangnya kiamat. Bila tanda-tanda sudah ada, maka hari yang dimaksud memang sudah dekat. Dan kalau sudah waktunya tiba, tidak ada seorangpun yang bisa memundurkannya atau memajukannya barang sesaat.

TANDA-TANDA DATANGNYA HARI KIAMAT

Tanda-tanda kiamat adalah alamat kiamat yang menunjukkan akan terjadinya kiamat tersebut. Dan tanda-tanda kiamat ada dua : tanda-tanda kiamat besar dan tanda-tanda kiamat kecil.
Tanda kiamat kecil adalah tanda yang datang sebelum kiamat dengan waktu yang relatif lama, dan kejadiannya biasa, seperti dicabutnya ilmu, dominannya kebodohan, minum khamr, berlomba-lomba dalam membangun, dan lain-lain. Terkadang sebagiannya muncul menyertai tanda kiamat besar atau bahkan sesudahnya.
Tanda kiamat besar adalah perkara yang besar yang muncul mendekati kiamat yang kemunculannya tidak biasa terjadi, seperti muncul Dajjal, Nabi Isa a.s., Ya’juj dan Ma’juj, terbit matahari dari Barat, dan lain-lain.
Para ulama berbeda pendapat tentang permulaan yang muncul dari tanda kiamat besar. Tetapi Ibnu Hajar berkata, “Yang kuat dari sejumlah berita tanda-tanda kiamat, bahwa keluarnya Dajjal adalah awal dari tanda-tanda kiamat besar, dengan terjadinya perubahan secara menyeluruh di muka bumi. Dan diakhiri dengan wafatnya Isa a.s.
Sedangkan terbitnya matahari dari Barat adalah awal dari tanda-tanda kiamat besar yang mengakibatkan perubahan kondisi langit. Dan berakhir dengan terjadinya kiamat.” Ibnu Hajar melanjutkan, “Hikmah dari kejadian ini bahwa ketika terbit matahari dari barat, maka tertutuplah pintu taubat.” (Fathul Bari)

TANDA-TANDA KECIL DATANGNYA KIAMAT

Tanda-tanda kiamat kecil terbagi menjadi dua: Pertama, kejadian sudah muncul dan sudah selesai; seperti diutusnya Rasulullah saw., terbunuhnya Utsman bin ‘Affan, terjadinya fitnah besar antara dua kelompok orang beriman. Kedua, kejadiannya sudah muncul tetapi belum selesai bahkan semakin bertambah; seperti tersia-siakannya amanah, terangkatnya ilmu, merebaknya perzinahan dan pembunuhan, banyaknya wanita dan lain-lain.
Di antara tanda-tanda kiamat kecil adalah:
1. Diutusnya Rasulullah SAW
Jabir r.a. berkata, “Adalah Rasulullah saw. jika beliau khutbah memerah matanya, suaranya keras, dan penuh dengan semangat seperti panglima perang, beliau bersabda, ‘(Hati-hatilah) dengan pagi dan sore kalian.’ Beliau melanjutkan, ‘Aku diutus dan hari Kiamat seperti ini.’ Rasulullah saw. mengibaratkan seperti dua jarinya antara telunjuk dan jari tengah. (HR Muslim)
2. Disia-siakannya amanat
Jabir r.a. berkata, tatkala Nabi saw. berada dalam suatu majelis sedang berbicara dengan sahabat, maka datanglah orang Arab Badui dan berkata, “Kapan terjadi Kiamat ?” Rasulullah saw. terus melanjutkan pembicaraannya. Sebagian sahabat berkata, “Rasulullah saw. mendengar apa yang ditanyakan tetapi tidak menyukai apa yang ditanyakannya.”
Berkata sebagian yang lain, “Rasulullah SAW tidak mendengar.” Setelah Rasulullah SAW menyelesaikan perkataannya, beliau bertanya, “Mana yang bertanya tentang Kiamat?” Berkatalelaki Badui itu, “Saya, wahai Rasulullah SAW”. Rasulullah SAW berkata, “Jika amanah disia-siakan, maka tunggulah kiamat.” Bertanya, “Bagaimana menyia-nyiakannya?” Rasulullah SAW Menjawab, “Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat.” (HR Bukhari)
3. Penggembala menjadi kaya
Rasulullah saw. ditanya oleh Jibril tentang tanda-tanda kiamat, lalu beliau menjawab, “Seorang budak melahirkan majikannya, dan engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, telanjang, dan miskin, penggembala binatang berlomba-lomba saling tinggi dalam bangunan.” (HR Muslim).
4. Sungai Efrat berubah menjadi emas
Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat sampai Sungai Eufrat menghasilkan gunung emas, manusia berebutan tentangnya. Dan setiap seratus 100 terbunuh 99 orang. Dan setiap orang dari mereka berkata, “Barangkali akulah yang selamat.” (Muttafaqun ‘alaihi).
5. Baitul Maqdis dikuasai umat Islam
“Ada enam dari tanda-tanda kiamat: kematianku (Rasulullah saw.), dibukanya Baitul Maqdis, seoranglelaki diberi 1000 dinar, tapi dia membencinya, fitnah yang panasnya masuk pada setiap rumahmuslim, kematian menjemput manusia seperti kematian pada kambing dan khianatnya bangsa Romawi, sampai 80 poin, dan setiap poin 12.000.” (HR Ahmad dan At-Tabrani dari Muadz).
6. Banyak terjadi pembunuhan
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tiada akan terjadi kiamat, sehingga banyak terjadi haraj.. Sahabat bertanya apa itu haraj, ya Rasulullah?” Rasulullah saw. Menjawab, “Haraj adalah pembunuhan, pembunuhan.” (HR Muslim).
7. Munculnya kaum Khawarij
Dari Ali ra. berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Akan keluar di akhir zaman kelompok orang yang masih muda, bodoh, mereka mengatakan sesuatu dari firman Allah. Keimanan mereka hanya sampai di tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya. Di mana saja kamu jumpai, maka bunuhlah mereka. Siapa yang membunuhnya akan mendapat pahala di hari Kiamat.” (HR Bukhari).
8. Banyak polisi dan pembela kezhaliman
“Di akhir zaman banyak polisi di pagi hari melakukan sesuatu yang dimurkai Allah, dan di sore hari melakukan sesutu yang dibenci Allah. Hati-hatilah engkau jangan sampai menjadi teman mereka.” (HR At-Tabrani).
9. Perang antara Yahudi dan Umat Islam
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan yahudi. Maka kaum muslimin membunuh mereka sampai ada seorang yahudi bersembunyi di belakang batu-batuan dan pohon-pohonan. Dan berkatalah batu dan pohon, ‘Wahai muslim, wahai hamba Allah, ini yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah ia.’ Kecuali pohon Gharqad karena ia adalah pohon Yahudi.” (HR Muslim).
10. Dominannya Fitnah
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat, sampai dominannya fitnah, banyaknya dusta dan berdekatannya pasar.” (HR Ahmad).
11. Sedikitnya ilmu
12. Merebaknya perzinahan
13. Banyaknya kaum wanita
Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda. “Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat adalah ilmu diangkat, banyaknya kebodohan, banyaknya perzinahan, banyaknya orang yang minum khamr, sedikit kaum lelaki dan banyak kaum wanita, sampai pada 50 wanita hanya ada satulelaki.” (HR Bukhari)
14. Bermewah-mewah dalam membangun masjid
Dari Anas ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Diantara tanda kiamat adalah bahwa manusia saling membanggakan dalam keindahan masjid.” (HR Ahmad, An-Nasa’i dan Ibnu Hibban)
15. Menyebarnya riba dan harta haram
Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Akan datang pada manusia suatu waktu, setiap orang tanpa kecuali akan makan riba, orang yang tidak makan langsung, pasti terkena debu-debunya.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi)
Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Akan datang pada manusia suatu saat di mana seseorang tidak peduli dari mana hartanya didapat, apakah dari yang halal atau yang haram.” (HR Ahmad dan Bukhari)

TANDA-TANDA BESAR DATANGNYA KIAMAT

Sedangkan tanda-tanda kiamat besar yaitu kejadian sangat besar dimana kiamat sudah sangat dekat dan mayoritasnya belum muncul, seperti munculnya Imam Mahdi, Nabi Isa, Dajjal, Ya’juj dan Ma’juj.
Ayat-ayat dan hadits yang menyebutkan tanda-tanda kiamat besar di antaranya:
Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata, “Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?” Dzulqarnain berkata, “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka.” (Al-Kahfi: 82)
“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” (An-Naml: 82)
Dari Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari ra, berkata: Rasulullah saw. muncul di tengah-tengah kami pada saat kami saling mengingat-ingat. Rasulullah saw. bertanya, “Apa yang sedang kamu ingat-ingat?” Sahabat menjawab, “Kami mengingat hari kiamat.”
Rasulullah SAW bersabda,”Kiamat tidak akan terjadi sebelum engkau melihat 10 tandanya.” Kemudian Rasulullah saw. menyebutkan: Dukhan (kabut asap), Dajjaal, binatang (pandai bicara), matahari terbit dari barat, turunnya Isa as. Ya’juj Ma’juj dan tiga gerhana, gerhana di timur, barat dan Jazirah Arab dan terakhir api yang keluar dari Yaman mengantar manusia ke Mahsyar. (HR Muslim)
Dari Abdullah bin Mas’ud ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Hari tidak akan berakhir, dan tahun belum akan pergi sehingga bangsa Arab dipimpin oleh seorang dari keluargaku, namanya sama dengan namaku.” (HR Ahmad)

PERBEDAAN ANTARA TANDA KIAMAT KECIL DAN KIAMAT BESAR

1. Tanda-tanda kiamat kecil secara umum datang lebih dahulu dari tanda-tanda kiamat besar.
2. Tanda-tanda kiamat kecil sebagiannya sudah terjadi, sebagiannya sedang terjadi dan sebagiannya akan terjadi. Sedangkan tanda-tanda kiamat besar belum terjadi.
3. Tanda kiamat kecil bersifat biasa dan tanda kiamat besar bersifat luar biasa.
4. Tanda kiamat kecil berupa peringatan agar manusia sadar dan bertaubat. Sedangkan kiamat besar jika sudah datang, maka tertutup pintu taubat.
5. Tanda-tanda kiamat besar jika muncul satu tanda, maka akan diikuti tanda-tanda yang lainnya. Dan yang pertama muncul adalah terbitnya matahari dari Barat.